Rabu, 09 Februari 2011

AKU AKAN SELALU BERJALAN SEIRAMA DENGANMU

Tongkat yang kutancapkan di halaman
Telah berselimut lebat belukar perjalanan
Aku dan kau masih saja mengeja tanah
Beribu-ribu persinggahan berubah kemah

Entah berapa lama lagi kita kan menemukan muara
Kita letakkan, barang cuma sejenak
cucuran-cucuran peluh semangat tuk membakar racun malal

aku dan kau tak bergerak
ketika senja bertamu padamu tadi malam
dan kau beranjak dari pertapaan
ketika fajar membangunkan surya

sementara di pangkal jalan, kau berkata padaku

"teman, tujuan kita satu cahaya gemintang,
Maka di antara kita tidak boleh menjadi ekor atau kepala
Berjalanlah seirama dan sekata denganku”

Jiwaku berbisik ”aku sendiri tak mengerti arti semua ini”

Lalu kita berdua menembus embun pagi
Melewati jalan setapak berhiaskan rumput-rumput
Merindukan sang mentari
Entah berapa pemukiman telah kita lalui
Panah dan duri menjadi belahan hati

Hakikat hidup adalah bergerak menuju satu muara
Batu rintangan menghiasi setiap yang bernyawa
Teruslah berdenyut di jempatan putih
Jangan menoleh pada hamparan perih

Aku dan kau takkan berhenti bergerak
Menyelami lautan safar
Tuk cicipi manis permata di dasar sunyi

Seperti yang kau katakan
Aku akan selalu berjalan seirama denganmu

Darul Lughah, 08 Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa Komentar Anda tentang karya saya?